Yuk cari tau dulu sejarah tari topeng Cirebon!
Tari topeng Cirebon adalah kesenian yang popular di kawasan parahyangan, tepatnya di daerah ciamis. Selain daerah tersebut, biasanya topeng Cirebon juga di pentaskan di berbagai daerha lainnya seperti indramayu, jatibarang, subang, losari, dan brebes. Yang konon katanya tarian ini sudah berkembang di Jawa Timur pada abad ke 10 hingga 16 masehi. Sejarah penyebaran tari topeng di Cirebon juga berhubungan dengan penyebaran agama islam di pulau jawa. Syarif Hidayatullah yang di kenal dengan nama Sunan Gunung Jati adalah tokoh yang berperan penting dalam penyebaran agama islam dan tari topeng di Cirebon. Pada tahun 1470 an, Sunan Gunung Jati bekerja sama dengan Sunan Kalijaga dalam upaya penyebaran agama islam di pulau jawa. Waktu itu, kedua Sunan tersebut mengendalikan tari topeng sebagai media penyebaran islam sekaligus tontonan di lingkungan kerajaan di Cirebon. Selain tari topeng ada juga kesenian lain yang juga di gunakan untuk penyebaran agama islam. Contohnya seperti angklung, wayang, reog dan gamelan. Meskipun awalnya hanya di pentaskan di lingkungan kerajaan saja, lama kelamaan tari topeng di Cirebon berkembang sebagai bagian dari rumpun tarian rakyat. Karena awalnya bertujuan untuk mendukung penyebaran agama. Tari topeng Cirebon mengandung banayk makna tentang ketaatan beragama dan tingkatan manusia sebagai hakikat dan syariat dalam hidupnya. Berikut adalah pokok-pokok gerakan tari topeng Cirebon.
1. Adeg-adeg, yang artinya kita harus berdiri dengan kokoh agar tidak tergoyahkan.
2. Pasangan, yaitu kita senantiasa memberikan tauladan yang baik kepada orang lain.
3. Capang, yaitu agar kita selalu ringan tangan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.
4. Banting Tangan, yaitu kita harus senantiasa bekerja keras.
5. Jangkungilo, artinya mengukur keinginan kita dengan kekmpuan yang ada.
6. Godeg, artinya geleng kepala. Maksudnya apabila kita melihat orang lain sedang kesulitan seharusnya kita menggelengkan kepala dan kemudian menolongnya sesuai kemampuan kita.
7. Gendut, artinya dalam hidup ini kita jangan gemuk sendiri karena masih banyak orang di luaran sana yang kekurangan dan hidup di bawah kita
8. Kenyut, artinya kepincut. Maksudnya kita harus kepincut kepada hal-hal yang sifatnya positif.
9. Nindak, artinya bertindak atau berbuat. Maksudnya kita senantiasa harus berbuat yang benar di jalan yang di ridhoi Allah SWT. 

Siapa sih yang pertama kali menciptakan adanya tari topeng kelana? Pasti banyak yang belum tau kan? Tapi yang pasti tarian ini sudah ada sejak zaman zaman kerajaan singasari loh. Hal ini di buktikan dengan adanya catatan dalam kitab kertagama yang mendeskripsikan Raja Hayam Wuruk yang sedang menari dengan menggunakan topeng, topeng tersebut terbuat dari emas yang kita sebut dengan “Topeng Kelana”. Tari topeng kelana merupakan fase terakhir kehidupan manusia. Dahulu kala topeng kelana diyakini sebagai tarian yang hanya boleh di pentaskan di lingkungan raja saja.  Nah tarian topeng kelana ini hanya boleh di bawakan oleh raja-raja saja dan hanya boleh di perlihatkan kepada kaum hawa yang ada di dalam kerajaan tersebut. Contohnya seperti para istri raja-raja, anak perempuan, ibu, mertua, bibi, adik atau kakak perempuannya, dll. Kenapa begitu? Karena pada zaman dahulu tari topeng kelana bersifat spiritual dan bukan untuk di jadikan hiburan. Tari topeng kelana mempunyai 2 bagian yaitu baksarai dan ngedok. Baksarai yang merupakan pementasan tarian sebelum penari menggunakan topengnya, sementara ngedok yaitu pementasan pada saat bagian penari sudah menggunakan topengnya untuk menari.  Tarian ini mengandung symbol-simbol yang mempunyai makna tertentu. Symbol-simbol yang terdapat pada tarian ini dapat berupa cinta, nilai kepemimpinan dan kebijaksanaan. Pada saat menonton tarian ini, di harapkan bagi para penonton yang melihat paham akan symbol-simbol yang di sampaikan penari. Dahulu itukan tari topeng kelana hanya boleh di pentaskan oleh laki-laki saja, namun berbeda dengan sekarang semenjak berjalannya waktu sudah  banyak perempuan yang mementaskan tari topeng kelana ini. Karena lama kelamaan budaya yang tadinya hanya boleh di tampilan oleh raja saja kini sudah bisa di tampilkan oleh semua orang. Nah biasanya tari topeng kelana ini di mainkan oleh 4 sampai 5 orang bahkan main tunggal atau sendiri juga bisa. Jika ingin memainkan tarian ini harus memerlukan keluwesan untuk bisa mementaskannya. Topeng dan kostum dari tari topeng kelana ini memiliki ciri khas yang berwarna merah yang pada dasarnya bentuk dan warna topeng tersebut melambangkan karakter yang di mainkan bersifat angkuh. Tari Topeng memiliki tarian yang sangat agresif dan enerjik karena tarian ini merupakan akumulasi gerakan dari semua tarian topeng yang ada. Di lihat dari topeng dan gerakannya yang di kenakan, tari topeng kelana merupakan gambaran sosok yang berperilaku buruk dan arogan seperti tokoh Rahwana. Dalam tari topeng kelana ini, kelana yang merupakan orang yang pendendam, amarah yang tinggi, dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya di visualisasikan dalam gerakan langkah kaki yang panjang dan tangannya yang terbuka lebar serta jari-jarinya yang selalu mengepal bak orang yang sedang menyimpan dendam. Sebagian gerakan tariannya menggambarkan seseorang yang gagah, marah dan tertawa terbahak-bahak dan sebagainya. Pada dasarnya, bentuk dan warna topeng yang mewakili karakter si tokoh yang di mainkan. Kelana dengan topeng dan kostum yang di dominasi warna merah mewakili karakter yang temperamental. Sebagian orang yang memaknai topeng kelana ini sebagai symbol angkara murka dan ada yang menyebut symbol angkara murka juga berbeda. Makanya topeng kelana ini menjadi pusat perhatian seniman, budayawan dan pengamat topeng.
Bentuk topeng dan kostum yang serba merah dengan tatapan yang tajam serta gagah ini menjadi salah satu ciri khas yang ada dalam tari topeng. Pada gerakannya, topeng kelana ini lebih kepada mengaktualisasikan diri dan ekspresif. Namun, gerakan pada tari topeng kelana hanya menggambarkan sebagai manusia yang mampu mengendalikan nafsu amarah.

0 Komentar